Hidup ini sulit. Hidup ini seperti roda yang selalu berputar. Terkadang kita di atas, namun tidak menutup kemungkinan juga kita ada di bawah. Begitu juga yang terjadi di kehidupanku. Awal masuk SMA aku merasakan kesolidan kelas yang nggak ternilai indahnya. Kita seperti layaknya sebuah keluarga yang tidak akan pernah bercerai.
Namun keadaan itu tidak bertahan lama. Kesolidan yang selama ini aku rasakan perlahan luntur. Nggak ada lagi yang namanya bercanda bareng satu kelas. Memang, kelas tidak menjadi kaku. Namun aku merasa kelas menjadi dua bagian. Kita umpamakan sebagai satu kelompok popular dan satu kelompok lainnya terasingkan.
Ketika aku menyadari hal itu, jujur saja aku bimbang. Aku tidak bisa memilih satu dari kelompok-kelompok itu. Aku beruaha netral dan berteman dengan siapa saja. Itu mudah bagiku namun sangat sulit dipamahami oleh kedua pihak. Ketika aku sedang berada di dekat kelompok popular, maka kelompok terasingkan merasa aku pro dengan kelompok popular. Begitu juga sebaliknya, padahal aku bermaksud untuk tidak memihak manapun. Aku serba salah jadinya.
Aku berusaha untuk mempersatukan mereka semua. Berbagai cara akan aku lakukan. Mulai mengajak ngobrol ‘pentolan’ kedua belah pihak, mengadakan game yang membutuhkan team work kelas, membuat status Facebook dengan kalimat-kalimat bijak-berharap mereka membaca dan sadar, sampai meminta bantuan guru BK. Namun semua yang kulakukan hasilnya nihil. Mereka nggak merespon apalagi mengubah perilaku mereka.
Aku sekarang hanya bisa berharap semua kembali normal seperti dahulu. Aku berusaha memahami kedua belah pihak. Bagaimana ada di pihak anak-anak popular,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar